makalah
pengantar ilmu sosial
“GEOGRAFI”
Makalah ini
disusun untuk memenuhi Tugas Mata kuliah
“Pengantar Ilmu Sosial”
Dosen : Nuansa Bayu Segara, S.Pd., M.Pd
|
PENUTUP..................................................................................................................................... 11
Geografi berasal dari bahasa Yunani, yaiu geo yang berarti bumi dan graphein
yang berarti lukisan atau tulisan. Menurut pengertian yang
dikemukakan Eratosthenes, geographika berarti
tulisan tentang bumi (Sumaatmadja,
1988: 31). Pengertian bumi dalam
geografi tersebut, tidak hanya berkenaan dengan fisik alamiah bumi saja,
melainkan juga melputi segala gejala dan prosesnya,baik itu gejala dan proses
alamnya,maupun gejala dan proses kehidupannya. Oleh karna itu, dlam hal gejala
dan proses kehidupan melibatkan kehidupan tumbuh – tumbuhan, binatang , dan
manusia sebagai penghuni bumi tersebu.
Menurut Richoffen ( Hartshorne,
1960: 173 ) bahwa Geography is the study
of the earth surfaca according to its differences, or the study of different
areas of the earth surface......., in term of totalcharacteristik.
Bagi risofen bidang
kajian geografi tidak hanya mengumpulkan bahan – bahan yang kemudian di susun
secara sistematik, tetapi harus dilakukan hubungan antara bahan-bahan tersebut
untuk dikaji sebab akibatnya dari fenomena-fenomena di permukaan bumi yang memberikan
sifat individualitas suatu wilayah. Sebab ruanglingkup geografi tidak sekedar
fisik, melainkan juga termasuk gejala manusia dan lingkungan lain nya. Begitupun menurut
Vidal de la Blache ( 1845-1919 ) dari Prancis yang dikenal sebagai “ Bapak
Geografi Sosial Modern”, mengemukakan bahwa geography
is the science of places,concerned with qualitties and potentialittis of
countries ( Hartshorne, 1960: 13 )
Secara sederhana, dapat
dikemukakan bahwa cakupan dan peanan Geografi itu setidaknya memiliki 4 hal ,
seperti yang dikemukakan dari hasil penelitian
UNESCO (1965:12-35) maupun Lounsbury ( 1975 : 1-6 ) sebagai berikut.
1.
Geografi sebagai suatu
sintesis
Artinya, pembahasan
Geografi itu pada hakikatnya dapat menjawab substansi pertanyaan-pertanyaan
tentang what, where, when, why, dan how.
2.
Geografi sebagai suatu
penelaahan gejala dan relasi keruangan
Dalam hal ini Geografi
berperan sebagai “ pisau “ analisis terhadap fenomena-fenomena, baik alamiah
maupun insaniah.
3.
Geografi sebagai
disiplin tataguna lahan
Di sini, titik beratnya
pada aspek pemanfaatan atau pendaya gunaan ruang Geografi yang harus semakin
ditingkatkan.
4.
Geografi sebagai bidang
ilmu penelitian
Hal itu dimaksudkan agar
dua hal dapat tercapai, yaitu sebagai berikut :
a.
Meningkatkan pelaksanaan
penelitian ilmiah demi disiplin Geoggrafi itu sendiri yang dinamis sesuai
dengan kebutuhan pengembangan ilmu yang makin pesat.
b.
Meningkatkan penelitian
praktis untuk kepentingan kehidupan dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia ( Sumaatmadja, 1988: 41 ).
Dari tinjauan ilmuan
Geografi kontenporer bahwa secara sederhana Geografi merupkan di siplin
akademik yang terutama berkaitan dengan penguraian dan pemahaman atas
perbedaan-perbedaan kewilayahan dalam distribusi lokasi di permukaan bumi.
Geografi fisik dan sosial memiliki cabang- cabang yang sistematis, bergerak
dari sifat deskriptif menuju analisis dengan pendekatan positivisme yang
menekankan pengujian hipotesis untuk merumuskan hukum-hukum dan derivasi teori
yang semakin menonjol.sedagkan untuk Geografi regional yang empelajari sifat-sifat
khusus masingmasing kawasan yang didefinisikan sebagai wilayah permukaan bumi
yang dibatasi oleh kriteria tertentu yang secara metodologis adalah lemah.
Geografi sebagai
disiplin ilmiah yang hampir selalu ada pada tiap Universitas dan lembaga pendidikan
memiliki usia yang secara formal lebih dari satu abad.
Dengan berkembangnya
Universitas sebagai lembaga pendidikan dan penelitian, para ahli Geografi
berusaha mencari kerangka yang terpadu untuk menegakkan disiplin tersebut.
Mungkin devinisi yang paling terkenal dalam Bahasa Inggris adalah yang
dikeukakan oleh Hartshorne dalam Nature
of Geography ( 1939 ) sertaWooldridge dan East ( 1958 ) dalam spirit and
purpose of Geography. Usulan-usulan definisi itu sebagian besar kemudia di
tolak, perdebatannya terus berlangsung pada tahun 1960-an dan dekade
seterusnya.
Sebagaimana sebelumnya
telah dikemukakan bahwa dalam Geografi terdiri atas tiga cakupan kajian yang
saling berkaitan satu sama lain, terutama mencakup lingkugan, tataruang, dan
tempat.
1.
Lingkungan
Lingkungan alamiah pda
suatu wilayah terdiri atas permukaan lahan itu sendiri ( tidak banyak ahli
Geografi yang meneliti laut ), hidrologi permukaan air di wilayah itu, flora
dan fauna yang tinggal di dalamnya, lapisan tanah yang meutupi permukaan itu,
dan atsmosfer yang terdapat di atasnya.
Beberapa subdisiplin itu
yang terbesar adalah Geomorfologi, yakni
study tentang bentuk perukaan tanah dalam berbagai sekala uang dan proses
pembentukannya.
Walaupun kajian mengenai
lingkunga fisik hapir di dominasi oleh lahan bagi ahli Geografi fisik, namun
dilapangan ini ahli Geografi manusia pun mulai meunjukan perhatian pada
lansekap fisik, terutama yang berminat menganalisis fungsi dan sikap atau
tataruang sebagai bagian dari kehidupan manusia .
2.
Tata Ruang
Secara inpilisip telah
dikemukakan bahwa jika para ahli
Geografi fisik lebih memfokuskan pada penempatan dan penggunaan lahan oleh
manusia, dan inilah yang dikategorikan tataruang. Dengan demikian tataruang
merupakan fokus kajian bagi para ahli Geografi manusia.
Sejak tahun 1950-an,
study Geografi sebagai pengaruh gerakan di Skandinavia yang dilakukan oleh ahli Ekonomi dan Sosiologi, telah
mendorong lahirya perspektif lain dalam geografi manusia yang berfokus pada
cara pengorganisasian ruang dalam akifitas manusia di permukaan bumi ini.
Pokok-pokok bahasan
disiplin Geografi manusia ini menjadi 5 yaitu:
a.
Pola-pola titik, seperti
bangunan-bangunan peternakan di daera pertanian.
b.
Pola-pola garis,
khususnya jaringan Transportasi
c.
Pola-pola pergerakan,
seperti aliran di antara berbagai jaringan, orang, barang dan informasi.
d.
Fariasi bentuk permukaan
dalam suatu fenomena yang berkesinambungan ,
e.
Penyebaran dalam tata
ruang, seperti penyebaran penyakit dalam suatu jaringan dan perlintasan
permukaan wilayah.
Perlu diketahui bahwa
sebelum tahun 1960-an, Geografi manusia memiliki beberapa sub bidang penting,
seperti Geografi sejarah. Meurut Jhonston ( 2000:406 ), terdapat empat sub
disiplin yang saling bersinggungan dan berpotongan yang mencerminkan
hubungannya dengan ilmu sosial lain, yakni :
a.
Geografi Ekonomi yang
bersinggungan dan berpotongan dengan ilmu Ekonomi.
b.
Geografi sosial yang
bersinggungan dan berpotongan dengan Sosiologi.
c.
Geografi politik yang
bersinggungan dan berpotongan dengan ilmu politik.
d.
Geografi kultular yang bersinggungan dan
berpotongan dengan Antropologi budaya .
Dari empat sub disiplin
tersebut, yang pertama dan kedua adalah yang paling dominan, yang lainnya
lamban. Disamping itu, terdapat sub divisi kedua berdasarkn pmbagian Geografi
perkotaan dengan perdesaan. Geografi perkotaan memiliki sub divisi lainnya
seperti Geografi sosial perkotaan yang mempelajari segregasi pemukiman
kota-kota yang terpisah dari kajian ekonomi daerah urban pada tahun 1970-an.
3.
Tempat
Geografi muncul sebagai disiplin
akademis tentang tempat-tempat. Di dalamnya terdapat kegiatanmengidentifikasi
interelasi, membanding-bandingkan serta menampilkan informasi mengenai berbagi
bagian dunia.Ternyata Geografi regional secara metodologis lemah, misalnya
dalam mendefinisikan kriteria, cara-cara menentukan batas-batas regional, dan
protokol-protokol deskripsinya.
Hmpir semua ahli
Geografi regional berangkat dari deskripsi-deskripsi lingkungan fisik
kewilayahan, sebagai kontek bahkan seagai determinan terhadap pola-pola kehidupan
manusia .
Dampak yang paling
dirasaka terhadap studi tempat atau lokai telah banyak berkurangdari geografi,
walawpun pada tahun 1970 telah bangkit kembali kendati dalam bentuk lain.
Timbul pandangan
alternatif yang kemudian dikaitkan dengan munculnya nuansa kultural daam
ilmi-ilmu sosial pada tahun 1980-an yang memiliki hubungan dengan sejumlah
perkembangan pemikiran baru.
Dalam hal ini, tempat
merupakan pusat bagi geografi karna peranan nya sebagai faktor pembatas dalam
perkembangan manusia,serta mengingat pentingnya tempat sebagai konstruksi
dunia.
Adapun cabang-cabang
dari geografi manusia (human geograpy)
mencakup:
Menguraikan tentang
produksi,distribusi,pertukaran atau perdagangan, serta konsumsi atas berbagai
rag dan jasa yang dilakukan pada tempat-tempat yang saling berjauhan.
Peubahan terjadi ssejak
tahun 1920-an, dimana geografi ekonomi mulai berorietasi kedalam satu
perekonomian untuk mencari penjelasan atas keragaman kondisi ekonomi dri satu daerah
ke daerah lain dalam negara yang sama. Beeraa hal yang sering dibandingkan
tingkat penyerapan sumbaer daya yang dipilih ke sejumlah kategori adalah
produksi,tranportasi,pasar, dan sebagainya.
Para ahli geografi
ekonomi yang berpijak pada ilmu tata ruang atau spasial itu percaya bahwa
karakteristik khas suatu daerah selalu menentukan corak perekonomiannya, dan
mereka mencoba membuktikan hal itu secara ilmiah
Menekankan bahwa teritorial ditafsirkan
sebagai hubungan mendasar antara kedaulatan negara dengan tanah air nasional
yang terletak dijantug legitimasi dan praktik negara modern. Dimana hasilnya
adalah analisis-analisis atas wilayah,
dan kekuasaan dengan ruang yang terfokus dan berpusat pada negara.
Dalam sejarahnya, sejak
awal terjadinya geografi politik sebagai suatu bangunan pengetahuan yang
koheren pada akhir abad ke 19, subdisiplin ini telah mengalami 4 fase
perkembangan utama, yakni :
Titik kulminasi dari
geografi lingkungan ini muncul dalam kajian politik dan landasan serta pijakan Derwent
Whittlesey dalam The Earth and the State, titik nadirnya adalah
geopoliyik jerman terhadap perluasan wilayah Third Reich. Kekurangan geografi politik lingkungan ada pada
teorinya yang kurang memadai, ide-idenya hanya bertahan diluar geografi ketika
para ahli ilmu politik mengacu kepada pengaruh-pengaruh geografi lingkungan
sebagai faktor geografis atau ketika gagasan-gagasan geografi simplistik
digunakan untuk menjustifikasi kebijakan-kebijakan yang menyokong perang dingin
yang agresif.
Terjadi ketika pasca
Perang Dunia II. Dalam masa itu, Richard Harstone menempatkan negara dalam
posisi keseimbangan antara sentrifugal dan sentripetal.
Dalam fase ini dimulai
dengan adanya kajian-kajian kuantitatif, namun dalam geografi meiliki pengaruh
sedikit, khususnya dalam geografi politik. Pengaruh kuantifikai ini terletak
pada kajian-kajian politik pinggiran karena geografi sebagian besar tidak cocok
untuk dinalisis secara kuantitatif.
Pada masa ini, geografi
politik dituntut untuk dapat juga digunakan dalam melakukan kajian-kajian
tentang kekuasaan yang sering diabaikan masa sebelumnya. Perbaikan dalam
penyimpangan ini telah membawa hasil yang banyak. Diantaranya tentang keragaman
kontemporer geografi politik.
3.
Geografi Urban (Urban Geography)
Berkaitan dengan
sifat-sifat tataruang kota kecil dan besar, da berbagai cara yang memengaruhi
atau dipengaruhi oleh proses fisik,demografi,ekonomi,sosoal budaya, dan
politik.
Para ahli geografi
perkotaan menggunakan barbagai macam pendekatan:
a.
Pendekatan deskriptif
langsung
Dalam hal ini para pakar geografi
memerhatikan diferensiasi wilayah dan keistimewaan tempat secara seksama.
b.
Pendekatan analisis
kuantitatif
Dengan pendekatan yang bersifat
positivis ini, para ahli geografi perkotaan mengarahkan dalam penetapan model
pemetaan ruang masyarakat.
c.
Pendekatan behavioral
Dalam pendekatan ini, ditekankan
pada kajian tentang kegiatan masyarakat dan proses pengambilan keputusan.
d.
Pendekatan struktural
Dalam pendekatan ini, menekankan
kajian tentang berbagai kendala yang dipaksakan oleh perilaku individu, baik
oleh organisasi masyarakat secara keseluruhan maupun oleh aktivitas sejumlah
kelompok dan lembaga-lembaga kuat yang ada didalamnya.
e.
Pendekatan
post-Strukturalis
Pendekatan ini berusaha memadukan
interaksi berbagai metastruktur dengan
agen kemanusiaan dan untuk menjelaskan sistem lokal dari makna bersama
berdasarkan kerangka sosial budaya yang lebih luas.
4.
Geografi Sejarah (Historycal Geography)
Sebagai sejarah
pemikiran geografi, perkembangannya telah berlangsung sejak lama. Kelahiran
serta perkembangan geografi sejarah modern sebagai studi mengenai keadaan
geografi dimasa lalu.
Menurut pernytaan Darby
dalam bukunya historycal geography yang berusaha menggabungkan pendapat lama
dan baru, ia menegaskan ada 4 pendekatan dalam geografi sejarah.
a.
Mengenai keadan geografi
masa lalu, terutama perbandingan keadaan geografi suatu daerah secara horiontal
di masa lalu.
b.
Perubahan lansekap,
terutama tema-tema transformasi lansekap yang bersifat vertikal.
c.
Masa lalu yang
dijelaskan dari keadaan geografinya di masa sekarang.
d.
Sejarah yang bersifat
geografis, terutama penyelidikan mengenai pengaruh kondisi-kondisi geogrsfis
terhadap jalannya sejarah.
5.
Geografi Populasi (Population Geography)
Bidang ini menempati
tempat yang berbeda dan terpisah diantara sub bidang geografi, bahkan menutut
penting nya hubungan antara sub bidang geografi, biologi manusia, dan ilmu
kedokteran dengan ilmu-ilmu sosial lain, terutama dengan sosiologi serta ilmu
ekonomi.
6.
Geografi Sosial (Social Geogrphy)
Dalam geografi sosial
menyetarakan keseluruhan dengan geografi manuia,yaitu dengan kekuatan ilmu-ilmu
sosial dari disiplin ilmu tersebut dalam hubungan manusia dengan alam .
7.
Sistem Informasi Geografi (Geografhical Infornation
System)
Adalah sistem komputer
yang terintegrasi,digunakan untuk mengumpulkan,
menyimpan,menambah,memanipulasi,menganalisis, dan menampilkan semua bentuk
informasi mengenai masalah geografis.
Pendekatan yang didasarkan pada pengukuran
dalam disiplin ini membutuhkan banyak eksperimentasi dan inovasi dalam
cara-cara pengumpulan data lapangan, baik proses-proses dalam lingkungan fisik
maupun mengenai cara-cara individu membentuk tingkah laku ruang mereka.
Dalam kajian geografi terdapat beberapa
pendekatan yang sering digunakan. R. Bintrto dn Surastopo Hadi Sumrno
mengemukakan tiga pendekatan yaitu :
a)
Pendekatan analisis
keruangan
b)
Pendekatan ekologi
c)
Pendekatan kompleks
wilayah
Metode ini memberi
penjelasan, baik yang bersifat alamiah maupun insaniah dengan mengungkap
karakteristik, ekploratif, hubungan fungsional, dan dampak dari suatu fenomena
ataupun peristiwa. Dalam metode ini terbagi-bagi lagi menjadi :
1.
Metode studi kasus
Merupakan metode
penelitian yang digunakan untuk karakteristik, individu maupun kelompok dengan
mengungkap kasus-kasus spesifik yang
mencakup pengkajian relasi dan interelasi terhadap indiidu lain secara
mendalam, biasanya dilakukan secara longitudinal.
2.
Metode survei
Merupakan metode
penalitian dengan teknik pengumpulan data, seperti wawancara maupun kuesioner
(angket) dengan jumlah sampel besar dan merupakan penelitian yang menggambarkan
keadaan terkini untuk memahami opini, pendapatan, maupun tanggapan publik pada
umumnya.
3.
Metode studi
pengembangan
Merupakan metode
penelitian yang digunakan untuk menggembangkan suatu penelitian secara mendalam
untuk memperoleh model, baik dalam tataran teoretis yang sebelumnya sudah ada
maupun belum ada.
Pendekatan positifisme yang menekanan treatmen dan pengujian hipotesis utuk
mermusan hukum-hukum dan derivasi teori semakin menonjol. Pendekatan tersebut
berkaitan erat dengan kuantifikasi, keyakinan pada keterauran statistik
merupakan bukti adanya hubungan sebab akibat empiris seperti yang disyaratkan
oleh teori nya .
Metode ini untuk melihat dan mengkaji hubungan antara dua
variabel ataw lebih, dimana variabel yang dikai telah terjadi sebelumnya ataw
tidak diberi perlakuan khusus . Ex
Post Facto artinya sesudah fakta
karena dalam penelitian ini penelitian tidak perlu melakukan manufulasi ataw
perlakuan terhadap variabel bebas.
Teknik penelitian yang
banyak digunakan dalam ilmu geografi misalnya :
a)
Observasi lapangan
b)
Wawancara
c)
Kuesioner atau angket
d)
Studi dokumenter
e)
Studi kepustakaan
Pada zaman Thales
(640-548 SM), masih beranggapan bahwa bumi berbentuk keping silinder yang
terapung diatas air dengan separuh bola hampa diatasnya. Lambat laun pengaruh
mitologi itu semakin berkurang dengan berkembangnya pengaruh ilmu alam sejak
abad ke-6 SM, sehingga corak pengetahuan tentang bumi tersebut mulai memiliki
dasar ilmu pasti atau alam yang lebih baik.
Sebagai disiplin
akademis yang memiliki potensi terapan untuk memahami mengenai dunia, terdapat
beberapa pendapat, seerapa perlunya segi terapan ini karena beragamnya tuntuan
yang dikemukakan kepada disipil ini maupun kepada akademisinya secara umum.
1.Tempat
Konsep
tempat (place) merujuk kepada suatu
wilayah di mana orang hidup berada. Dalam analisis geografi, konsep tempat
memiliki peran penting karena kedududukan
dan kontribusi tempat memberi banyak arti dan makna bagi manusia serta
organism lainnya. Sebut saja geografher
Jerman Friederich Ratzel dalam tulisannya Pitche Geographie (1897), dimana gagasan – gagasan kontemporer
tentang determinisme di tetapkan terhadap kajian Negara. Memfokukan lokasi
strategi pada skala global, pada tahun 1904 Harold Mackinder menyuguhkan teori daerah (pivot
area ) ,belakangan dinamakan kembali dengan heartland theory yang menjadi
landasan kajian-kajian geografi (Taylor,2000: 783).
2.Sensus
Penduduk
Sensus penduduk memiliiki
makna multidimensi, karna dari hasil sensus tersebut dapat memberikan informasi
tentang penduduk , angkatan kerja produktif, perumahan, sektor manufaktur,
pertanian, perindustrian, pertambangan, dunia bisnis, dan lain-lain. Dalam
praktiknya, sensu penduduk dapat berlangsung ) (Taeuber, 2000: 100).
3.iklim
Masalah-masalah yang sering muncul
dalam pembangunan pertanian di daerah tropis dari segi iklim adalah tanah di
daerah tropis beriklim lembab. Sepanjang tahun mungkin dapat di gunakan untuk
pertanian , tetapi sebagai tanah itu tidak cocok untuk didaya gunakan menurut
pola pertanian modern yang mengandalkan penggunaan teknologi mutakhir karena tidak dapat dipupuk secara
efektif dengan pupuk mineral (Weischet,
1986: 1).
4.Laut
sebagai Negara bahari, bangsa
Indonesia belum optimal dalam melakukan pemberdayaan kelautan atau apa yang
dinamakan Revolusi Biru masih jalan
di tempat. Padahal luas perairan laut kita seluas 3.166.163 km , sedangkan luas
daratan hanya 2.027.087 km. Sampai sekarang ini, belum ada prestasi kelautan
kita yang dapat dibanggakan.
5.Lingkungan
Dalam setiap proyek pembangunan,
sebelumnya perlu dilakukan secara analisis menyeluruh tentang dampak lingkungan
yang ditimbulkannya. Hal itu bukan hanya kepada perusahan-perusahan
pemerintahan, tetapi juga perusahaan-perusahaan swasta, terutama sangat
berperan dalam memperoleh izin resmi usaha tersbut, Khususnng bagi
Kegiatan-kegiatan yang dianggap peka lingkungan (O’RIodan, 2000: 299).
F. TEORI-TEORI GEOGRAFI
1.
Teori Ledakan Penduduk
Thomas Robert Malthus
Dalam teorinya Malthus
megemukakan pendapat sebagai berikut :
a)
Masyarakat mausia akan
tetap miskin karena kecenderungan pertambahan penduduk berjalan lebih cepat
dari pada persediaan makanan.
b)
Pertambahan penduduk
dapat diibaratkan deret kal, sedangkan peningkatan sarana-sarana kehidupan
berjalan lebih lambat.
c)
Melalui tindakan pantang
seksual, perang, bahaya, kelaparan, dan bencana alam, umlah penduduk memang
diusahaan sesuai dengan sarana kehidupn yang tersedia.
2.
Teori Pengaruh Iklim
terhadap Peradaban Ellsworth Huntington
Inti teori-teori Ellsworth terdapat
dalam tiga buku yang secara garis besar pokok-pokok pikirannya sebagai berikut
:
a)
Perdaban besar yang ada
dikawasan Asia Tengah dan Asia Barat Daya pada awal abad ke-20 diperkirakan
terjadinya kemerosotan peradaban yang disebabkan oleh perubahan iklim.
b)
Mengeringnya wilayah itu
saat ini, iklim yang dahulu jauh lebih lembap dan pada wilayah itu terjadi
suatu proses pengeringan yang terus menerus dan progresif.
c)
Proses semacam ini, ia
terdorong untuk membuat postulat tentang mengeringnya bumi yang terjadi dalam
pulsasiritmik, dengan periode-periode dari udara kering dan basah.
d)
Pengembaraan bangsa
yahudi dalam kitab suci berhubungan degan titik tengah antara masa kekeringan
dan masa kebasahan.
e)
Proses pengeringan yang
progresif dari bumi mengikuti arah tertentu, umumnya dari timur ke barat.
PENUTUP
Kesimpulan
Geografi berasal dari bahasa Yunani, yaiu geo yang berarti bumi dan graphein
yang berarti lukisan atau tulisan. Menurut pengertian yang
dikemukakan Eratosthenes, geographika berarti
tulisan tentang bumi (Sumaatmadja,
1988: 31).
Dari tinjauan ilmuan
Geografi kontenporer bahwa secara sederhana Geografi merupkan di siplin
akademik yang terutama berkaitan dengan penguraian dan pemahaman atas
perbedaan-perbedaan kewilayahan dalam distribusi lokasi di permukaan bumi.
Adapun manfaatnya yaitu Sebagai
disiplin akademis yang memiliki potensi terapan untuk memahami mengenai dunia,
terdapat beberapa pendapat, seerapa perlunya segi terapan ini karena beragamnya
tuntuan yang dikemukakan kepada disipil ini maupun kepada akademisinya secara
umum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar