Selasa, 16 Juni 2015

makalah pendidikan ilmu sosial



makalah pengantar ilmu sosial
“GEOGRAFI”
    Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata kuliah
“Pengantar Ilmu Sosial”
                                         Dosen : Nuansa Bayu Segara, S.Pd., M.Pd


 
                                                    DAFTAR ISI
PENUTUP..................................................................................................................................... 11
                                                         








 A. PENGERTIAN DAN RUNG LINGKUP GEOGRAFI
Geografi berasal dari bahasa Yunani, yaiu geo yang berarti bumi dan graphein yang berarti lukisan atau tulisan. Menurut pengertian yang dikemukakan Eratosthenes, geographika berarti tulisan tentang bumi (Sumaatmadja, 1988: 31). Pengertian bumi dalam geografi tersebut, tidak hanya berkenaan dengan fisik alamiah bumi saja, melainkan juga melputi segala gejala dan prosesnya,baik itu gejala dan proses alamnya,maupun gejala dan proses kehidupannya. Oleh karna itu, dlam hal gejala dan proses kehidupan melibatkan kehidupan tumbuh – tumbuhan, binatang , dan manusia sebagai penghuni bumi tersebu.
Menurut Richoffen ( Hartshorne, 1960: 173 ) bahwa Geography is the study of the earth surfaca according to its differences, or the study of different areas of the earth surface......., in term of totalcharacteristik.
Bagi risofen bidang kajian geografi tidak hanya mengumpulkan bahan – bahan yang kemudian di susun secara sistematik, tetapi harus dilakukan hubungan antara bahan-bahan tersebut untuk dikaji sebab akibatnya dari fenomena-fenomena di permukaan bumi yang memberikan sifat individualitas suatu wilayah. Sebab ruanglingkup geografi tidak sekedar fisik, melainkan juga termasuk gejala manusia  dan lingkungan lain nya. Begitupun menurut Vidal de la Blache ( 1845-1919 ) dari Prancis yang dikenal sebagai “ Bapak Geografi Sosial Modern”, mengemukakan bahwa geography is the science of places,concerned with qualitties and potentialittis of countries ( Hartshorne, 1960: 13 )
Secara sederhana, dapat dikemukakan bahwa cakupan dan peanan Geografi itu setidaknya memiliki 4 hal , seperti yang dikemukakan dari hasil penelitian  UNESCO (1965:12-35) maupun Lounsbury ( 1975 : 1-6 ) sebagai berikut.
1.      Geografi sebagai suatu sintesis
Artinya, pembahasan Geografi itu pada hakikatnya dapat menjawab substansi pertanyaan-pertanyaan tentang what, where, when, why, dan how.
2.      Geografi sebagai suatu penelaahan gejala dan relasi keruangan
Dalam hal ini Geografi berperan sebagai “ pisau “ analisis terhadap fenomena-fenomena, baik alamiah maupun insaniah.
3.      Geografi sebagai disiplin tataguna lahan
Di sini, titik beratnya pada aspek pemanfaatan atau pendaya gunaan ruang Geografi yang harus semakin ditingkatkan.
4.      Geografi sebagai bidang ilmu penelitian
Hal itu dimaksudkan agar dua hal dapat tercapai, yaitu sebagai berikut :
a.       Meningkatkan pelaksanaan penelitian ilmiah demi disiplin Geoggrafi itu sendiri yang dinamis sesuai dengan kebutuhan pengembangan ilmu yang makin pesat.
b.      Meningkatkan penelitian praktis untuk kepentingan kehidupan dalam meningkatkan kesejahteraan  umat manusia ( Sumaatmadja, 1988: 41 ).                 
Dari tinjauan ilmuan Geografi kontenporer bahwa secara sederhana Geografi merupkan di siplin akademik yang terutama berkaitan dengan penguraian dan pemahaman atas perbedaan-perbedaan kewilayahan dalam distribusi lokasi di permukaan bumi. Geografi fisik dan sosial memiliki cabang- cabang yang sistematis, bergerak dari sifat deskriptif menuju analisis dengan pendekatan positivisme yang menekankan pengujian hipotesis untuk merumuskan hukum-hukum dan derivasi teori yang semakin menonjol.sedagkan untuk Geografi regional yang empelajari sifat-sifat khusus masingmasing kawasan yang didefinisikan sebagai wilayah permukaan bumi yang dibatasi oleh kriteria tertentu yang secara metodologis adalah lemah.
Geografi sebagai disiplin ilmiah yang hampir selalu ada pada tiap Universitas dan lembaga pendidikan memiliki usia yang secara formal lebih dari satu abad.
Dengan berkembangnya Universitas sebagai lembaga pendidikan dan penelitian, para ahli Geografi berusaha mencari kerangka yang terpadu untuk menegakkan disiplin tersebut. Mungkin devinisi yang paling terkenal dalam Bahasa Inggris adalah yang dikeukakan oleh Hartshorne dalam Nature of Geography ( 1939 ) sertaWooldridge dan East ( 1958 ) dalam spirit and purpose of Geography. Usulan-usulan definisi itu sebagian besar kemudia di tolak, perdebatannya terus berlangsung pada tahun 1960-an dan dekade seterusnya.
Sebagaimana sebelumnya telah dikemukakan bahwa dalam Geografi terdiri atas tiga cakupan kajian yang saling berkaitan satu sama lain, terutama mencakup lingkugan, tataruang, dan tempat.
1.      Lingkungan
Lingkungan alamiah pda suatu wilayah terdiri atas permukaan lahan itu sendiri ( tidak banyak ahli Geografi yang meneliti laut ), hidrologi permukaan air di wilayah itu, flora dan fauna yang tinggal di dalamnya, lapisan tanah yang meutupi permukaan itu, dan atsmosfer yang terdapat di atasnya.
Beberapa subdisiplin itu yang terbesar adalah Geomorfologi, yakni study tentang bentuk perukaan tanah dalam berbagai sekala uang dan proses pembentukannya.
Walaupun kajian mengenai lingkunga fisik hapir di dominasi oleh lahan bagi ahli Geografi fisik, namun dilapangan ini ahli Geografi manusia pun mulai meunjukan perhatian pada lansekap fisik, terutama yang berminat menganalisis fungsi dan sikap atau tataruang sebagai bagian dari kehidupan manusia .
2.      Tata Ruang
Secara inpilisip telah dikemukakan  bahwa jika para ahli Geografi fisik lebih memfokuskan pada penempatan dan penggunaan lahan oleh manusia, dan inilah yang dikategorikan tataruang. Dengan demikian tataruang merupakan fokus kajian bagi para ahli Geografi manusia.
Sejak tahun 1950-an, study Geografi sebagai pengaruh gerakan di Skandinavia yang dilakukan  oleh ahli Ekonomi dan Sosiologi, telah mendorong lahirya perspektif lain dalam geografi manusia yang berfokus pada cara pengorganisasian ruang dalam akifitas manusia di permukaan bumi ini.



Pokok-pokok bahasan disiplin Geografi manusia ini menjadi 5 yaitu:
a.       Pola-pola titik, seperti bangunan-bangunan peternakan di daera pertanian.
b.      Pola-pola garis, khususnya jaringan Transportasi
c.       Pola-pola pergerakan, seperti aliran di antara berbagai jaringan, orang, barang dan informasi.
d.      Fariasi bentuk permukaan dalam suatu fenomena yang berkesinambungan ,
e.       Penyebaran dalam tata ruang, seperti penyebaran penyakit dalam suatu jaringan dan perlintasan permukaan wilayah.
Perlu diketahui bahwa sebelum tahun 1960-an, Geografi manusia memiliki beberapa sub bidang penting, seperti Geografi sejarah. Meurut Jhonston ( 2000:406 ), terdapat empat sub disiplin yang saling bersinggungan dan berpotongan yang mencerminkan hubungannya dengan ilmu sosial lain, yakni :
a.       Geografi Ekonomi yang bersinggungan dan berpotongan dengan  ilmu Ekonomi.
b.      Geografi sosial yang bersinggungan dan berpotongan dengan Sosiologi.
c.       Geografi politik yang bersinggungan dan berpotongan dengan ilmu politik.
d.       Geografi kultular yang bersinggungan dan berpotongan dengan Antropologi budaya .
Dari empat sub disiplin tersebut, yang pertama dan kedua adalah yang paling dominan, yang lainnya lamban. Disamping itu, terdapat sub divisi kedua berdasarkn pmbagian Geografi perkotaan dengan perdesaan. Geografi perkotaan memiliki sub divisi lainnya seperti Geografi sosial perkotaan yang mempelajari segregasi pemukiman kota-kota yang terpisah dari kajian ekonomi daerah urban pada tahun 1970-an.
3.      Tempat
Geografi muncul sebagai disiplin akademis tentang tempat-tempat. Di dalamnya terdapat kegiatanmengidentifikasi interelasi, membanding-bandingkan serta menampilkan informasi mengenai berbagi bagian dunia.Ternyata Geografi regional secara metodologis lemah, misalnya dalam mendefinisikan kriteria, cara-cara menentukan batas-batas regional, dan protokol-protokol deskripsinya.
Hmpir semua ahli Geografi regional berangkat dari deskripsi-deskripsi lingkungan fisik kewilayahan, sebagai kontek bahkan seagai determinan terhadap pola-pola kehidupan manusia .
Dampak yang paling dirasaka terhadap studi tempat atau lokai telah banyak berkurangdari geografi, walawpun pada tahun 1970 telah bangkit kembali kendati dalam bentuk lain.
Timbul pandangan alternatif yang kemudian dikaitkan dengan munculnya nuansa kultural daam ilmi-ilmu sosial pada tahun 1980-an yang memiliki hubungan dengan sejumlah perkembangan pemikiran baru.
Dalam hal ini, tempat merupakan pusat bagi geografi karna peranan nya sebagai faktor pembatas dalam perkembangan manusia,serta mengingat pentingnya tempat sebagai konstruksi dunia.
Adapun cabang-cabang dari geografi manusia (human geograpy) mencakup:

      Menguraikan tentang produksi,distribusi,pertukaran atau perdagangan, serta konsumsi atas berbagai rag dan jasa yang dilakukan pada tempat-tempat yang saling berjauhan.
Peubahan terjadi ssejak tahun 1920-an, dimana geografi ekonomi mulai berorietasi kedalam satu perekonomian untuk mencari penjelasan atas keragaman kondisi ekonomi dri satu daerah ke daerah lain dalam negara yang sama. Beeraa hal yang sering dibandingkan tingkat penyerapan sumbaer daya yang dipilih ke sejumlah kategori adalah produksi,tranportasi,pasar, dan sebagainya.
Para ahli geografi ekonomi yang berpijak pada ilmu tata ruang atau spasial itu percaya bahwa karakteristik khas suatu daerah selalu menentukan corak perekonomiannya, dan mereka mencoba membuktikan hal itu secara ilmiah
      Menekankan bahwa teritorial ditafsirkan sebagai hubungan mendasar antara kedaulatan negara dengan tanah air nasional yang terletak dijantug legitimasi dan praktik negara modern. Dimana hasilnya adalah  analisis-analisis atas wilayah, dan kekuasaan dengan ruang yang terfokus dan berpusat pada negara.
Dalam sejarahnya, sejak awal terjadinya geografi politik sebagai suatu bangunan pengetahuan yang koheren pada akhir abad ke 19, subdisiplin ini telah mengalami 4 fase perkembangan utama, yakni :
Titik kulminasi dari geografi lingkungan ini muncul dalam kajian politik dan landasan serta pijakan Derwent Whittlesey dalam The Earth and the State, titik nadirnya adalah geopoliyik jerman terhadap perluasan wilayah Third Reich. Kekurangan geografi politik lingkungan ada pada teorinya yang kurang memadai, ide-idenya hanya bertahan diluar geografi ketika para ahli ilmu politik mengacu kepada pengaruh-pengaruh geografi lingkungan sebagai faktor geografis atau ketika gagasan-gagasan geografi simplistik digunakan untuk menjustifikasi kebijakan-kebijakan yang menyokong perang dingin yang agresif.
Terjadi ketika pasca Perang Dunia II. Dalam masa itu, Richard Harstone menempatkan negara dalam posisi keseimbangan antara sentrifugal dan sentripetal.
Dalam fase ini dimulai dengan adanya kajian-kajian kuantitatif, namun dalam geografi meiliki pengaruh sedikit, khususnya dalam geografi politik. Pengaruh kuantifikai ini terletak pada kajian-kajian politik pinggiran karena geografi sebagian besar tidak cocok untuk dinalisis secara kuantitatif.


Pada masa ini, geografi politik dituntut untuk dapat juga digunakan dalam melakukan kajian-kajian tentang kekuasaan yang sering diabaikan masa sebelumnya. Perbaikan dalam penyimpangan ini telah membawa hasil yang banyak. Diantaranya tentang keragaman kontemporer geografi politik. 
3.       Geografi Urban (Urban Geography)
Berkaitan dengan sifat-sifat tataruang kota kecil dan besar, da berbagai cara yang memengaruhi atau dipengaruhi oleh proses fisik,demografi,ekonomi,sosoal budaya, dan politik.
Para ahli geografi perkotaan menggunakan barbagai macam pendekatan:
a.       Pendekatan deskriptif langsung
Dalam hal ini para pakar geografi memerhatikan diferensiasi wilayah dan keistimewaan tempat secara seksama.
b.      Pendekatan analisis kuantitatif
Dengan pendekatan yang bersifat positivis ini, para ahli geografi perkotaan mengarahkan dalam penetapan model pemetaan ruang masyarakat.
c.       Pendekatan behavioral
Dalam pendekatan ini, ditekankan pada kajian tentang kegiatan masyarakat dan proses pengambilan keputusan. 
d.      Pendekatan struktural
Dalam pendekatan ini, menekankan kajian tentang berbagai kendala yang dipaksakan oleh perilaku individu, baik oleh organisasi masyarakat secara keseluruhan maupun oleh aktivitas sejumlah kelompok dan lembaga-lembaga kuat yang ada didalamnya. 
e.       Pendekatan post-Strukturalis
Pendekatan ini berusaha memadukan interaksi berbagai metastruktur dengan agen kemanusiaan dan untuk menjelaskan sistem lokal dari makna bersama berdasarkan kerangka sosial budaya yang lebih luas.

4.        Geografi Sejarah (Historycal Geography)
Sebagai sejarah pemikiran geografi, perkembangannya telah berlangsung sejak lama. Kelahiran serta perkembangan geografi sejarah modern sebagai studi mengenai keadaan geografi dimasa lalu.
Menurut pernytaan Darby dalam bukunya historycal geography yang berusaha menggabungkan pendapat lama dan baru, ia menegaskan ada 4 pendekatan dalam geografi sejarah.
a.       Mengenai keadan geografi masa lalu, terutama perbandingan keadaan geografi suatu daerah secara horiontal di masa lalu.
b.      Perubahan lansekap, terutama tema-tema transformasi lansekap yang bersifat vertikal.
c.       Masa lalu yang dijelaskan dari keadaan geografinya di masa sekarang.
d.      Sejarah yang bersifat geografis, terutama penyelidikan mengenai pengaruh kondisi-kondisi geogrsfis terhadap jalannya sejarah.

5.       Geografi Populasi (Population Geography)
Bidang ini menempati tempat yang berbeda dan terpisah diantara sub bidang geografi, bahkan menutut penting nya hubungan antara sub bidang geografi, biologi manusia, dan ilmu kedokteran dengan ilmu-ilmu sosial lain, terutama dengan sosiologi serta ilmu ekonomi.
6.       Geografi Sosial (Social Geogrphy)
Dalam geografi sosial menyetarakan keseluruhan dengan geografi manuia,yaitu dengan kekuatan ilmu-ilmu sosial dari disiplin ilmu tersebut dalam hubungan manusia dengan alam .
7.       Sistem Informasi Geografi (Geografhical Infornation System)
Adalah sistem komputer yang terintegrasi,digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan,menambah,memanipulasi,menganalisis, dan menampilkan semua bentuk informasi mengenai masalah geografis.

1. Pendekatan Geografi        
 Pendekatan yang didasarkan pada pengukuran dalam disiplin ini membutuhkan banyak eksperimentasi dan inovasi dalam cara-cara pengumpulan data lapangan, baik proses-proses dalam lingkungan fisik maupun mengenai cara-cara individu membentuk tingkah laku ruang mereka.
 Dalam kajian geografi terdapat beberapa pendekatan yang sering digunakan. R. Bintrto dn Surastopo Hadi Sumrno mengemukakan tiga pendekatan yaitu :
a)      Pendekatan analisis keruangan
b)      Pendekatan ekologi
c)      Pendekatan kompleks wilayah
Metode ini memberi penjelasan, baik yang bersifat alamiah maupun insaniah dengan mengungkap karakteristik, ekploratif, hubungan fungsional, dan dampak dari suatu fenomena ataupun peristiwa. Dalam metode ini terbagi-bagi lagi menjadi :
1.      Metode studi kasus
Merupakan metode penelitian yang digunakan untuk karakteristik, individu maupun kelompok dengan mengungkap  kasus-kasus spesifik yang mencakup pengkajian relasi dan interelasi terhadap indiidu lain secara mendalam, biasanya dilakukan secara longitudinal.

2.      Metode survei
Merupakan metode penalitian dengan teknik pengumpulan data, seperti wawancara maupun kuesioner (angket) dengan jumlah sampel besar dan merupakan penelitian yang menggambarkan keadaan terkini untuk memahami opini, pendapatan, maupun tanggapan publik pada umumnya. 
3.      Metode studi pengembangan
Merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menggembangkan suatu penelitian secara mendalam untuk memperoleh model, baik dalam tataran teoretis yang sebelumnya sudah ada maupun belum ada.
 Pendekatan positifisme yang menekanan treatmen dan pengujian hipotesis utuk mermusan hukum-hukum dan derivasi teori semakin menonjol. Pendekatan tersebut berkaitan erat dengan kuantifikasi, keyakinan pada keterauran statistik merupakan bukti adanya hubungan sebab akibat empiris seperti yang disyaratkan oleh teori nya .
Metode ini  untuk melihat dan mengkaji hubungan antara dua variabel ataw lebih, dimana variabel yang dikai telah terjadi sebelumnya ataw tidak diberi perlakuan khusus . Ex Post  Facto artinya sesudah fakta karena dalam penelitian ini penelitian tidak perlu melakukan manufulasi ataw perlakuan terhadap variabel bebas.
Teknik penelitian yang banyak digunakan dalam ilmu geografi misalnya :
a)      Observasi lapangan
b)      Wawancara
c)      Kuesioner atau angket
d)     Studi dokumenter
e)      Studi kepustakaan
      
Pada zaman Thales (640-548 SM), masih beranggapan bahwa bumi berbentuk keping silinder yang terapung diatas air dengan separuh bola hampa diatasnya. Lambat laun pengaruh mitologi itu semakin berkurang dengan berkembangnya pengaruh ilmu alam sejak abad ke-6 SM, sehingga corak pengetahuan tentang bumi tersebut mulai memiliki dasar ilmu pasti atau alam yang lebih baik.

Sebagai disiplin akademis yang memiliki potensi terapan untuk memahami mengenai dunia, terdapat beberapa pendapat, seerapa perlunya segi terapan ini karena beragamnya tuntuan yang dikemukakan kepada disipil ini maupun kepada akademisinya secara umum.


1.Tempat
Konsep tempat (place) merujuk kepada suatu wilayah di mana orang hidup berada. Dalam analisis geografi, konsep tempat memiliki peran penting karena kedududukan  dan kontribusi tempat memberi banyak arti dan makna bagi manusia serta organism lainnya. Sebut saja geografher  Jerman Friederich Ratzel dalam tulisannya Pitche Geographie (1897), dimana gagasan – gagasan kontemporer tentang determinisme di tetapkan terhadap kajian Negara. Memfokukan lokasi strategi pada skala global, pada tahun 1904 Harold Mackinder  menyuguhkan teori  daerah (pivot area ) ,belakangan dinamakan kembali dengan heartland theory yang menjadi landasan kajian-kajian geografi (Taylor,2000: 783).
 2.Sensus Penduduk
Sensus penduduk memiliiki makna multidimensi, karna dari hasil sensus tersebut dapat memberikan informasi tentang penduduk , angkatan kerja produktif, perumahan, sektor manufaktur, pertanian, perindustrian, pertambangan, dunia bisnis, dan lain-lain. Dalam praktiknya, sensu penduduk dapat berlangsung ) (Taeuber, 2000: 100).
                                                                                                
3.iklim
Masalah-masalah yang sering muncul dalam pembangunan pertanian di daerah tropis dari segi iklim adalah tanah di daerah tropis beriklim lembab. Sepanjang tahun mungkin dapat di gunakan untuk pertanian , tetapi sebagai tanah itu tidak cocok untuk didaya gunakan menurut pola pertanian modern yang mengandalkan penggunaan teknologi  mutakhir karena tidak dapat dipupuk secara efektif dengan pupuk mineral  (Weischet, 1986: 1).
4.Laut
sebagai Negara bahari, bangsa Indonesia belum optimal dalam melakukan pemberdayaan kelautan atau apa yang dinamakan Revolusi Biru masih jalan di tempat. Padahal luas perairan laut kita seluas 3.166.163 km , sedangkan luas daratan hanya 2.027.087 km. Sampai sekarang ini, belum ada prestasi kelautan kita yang dapat dibanggakan.
5.Lingkungan
Dalam setiap proyek pembangunan, sebelumnya perlu dilakukan secara analisis menyeluruh tentang dampak lingkungan yang ditimbulkannya. Hal itu bukan hanya kepada perusahan-perusahan pemerintahan, tetapi juga perusahaan-perusahaan swasta, terutama sangat berperan dalam memperoleh izin resmi usaha tersbut, Khususnng bagi Kegiatan-kegiatan yang dianggap peka lingkungan (O’RIodan, 2000: 299).



F. TEORI-TEORI GEOGRAFI
1.      Teori Ledakan Penduduk Thomas Robert Malthus
Dalam teorinya Malthus megemukakan pendapat sebagai berikut :
a)      Masyarakat mausia akan tetap miskin karena kecenderungan pertambahan penduduk berjalan lebih cepat dari pada persediaan makanan.
b)      Pertambahan penduduk dapat diibaratkan deret kal, sedangkan peningkatan sarana-sarana kehidupan berjalan lebih lambat.
c)      Melalui tindakan pantang seksual, perang, bahaya, kelaparan, dan bencana alam, umlah penduduk memang diusahaan sesuai dengan sarana kehidupn yang tersedia.
2.      Teori Pengaruh Iklim terhadap Peradaban Ellsworth Huntington
Inti teori-teori Ellsworth terdapat dalam tiga buku yang secara garis besar pokok-pokok pikirannya sebagai berikut :
a)      Perdaban besar yang ada dikawasan Asia Tengah dan Asia Barat Daya pada awal abad ke-20 diperkirakan terjadinya kemerosotan peradaban yang disebabkan oleh perubahan iklim.
b)      Mengeringnya wilayah itu saat ini, iklim yang dahulu jauh lebih lembap dan pada wilayah itu terjadi suatu proses pengeringan yang terus menerus dan progresif.
c)      Proses semacam ini, ia terdorong untuk membuat postulat tentang mengeringnya bumi yang terjadi dalam pulsasiritmik, dengan periode-periode dari udara kering dan basah.
d)     Pengembaraan bangsa yahudi dalam kitab suci berhubungan degan titik tengah antara masa kekeringan dan masa kebasahan.
e)      Proses pengeringan yang progresif dari bumi mengikuti arah tertentu, umumnya dari timur ke barat.     



PENUTUP
Kesimpulan
Geografi berasal dari bahasa Yunani, yaiu geo yang berarti bumi dan graphein yang berarti lukisan atau tulisan. Menurut pengertian yang dikemukakan Eratosthenes, geographika berarti tulisan tentang bumi (Sumaatmadja, 1988: 31).
Dari tinjauan ilmuan Geografi kontenporer bahwa secara sederhana Geografi merupkan di siplin akademik yang terutama berkaitan dengan penguraian dan pemahaman atas perbedaan-perbedaan kewilayahan dalam distribusi lokasi di permukaan bumi.
Adapun manfaatnya yaitu Sebagai disiplin akademis yang memiliki potensi terapan untuk memahami mengenai dunia, terdapat beberapa pendapat, seerapa perlunya segi terapan ini karena beragamnya tuntuan yang dikemukakan kepada disipil ini maupun kepada akademisinya secara umum.






















Tidak ada komentar:

Posting Komentar