BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Bumi yang saat ini kita tempati dengan segala isinya yang
senantiasa kita nikmati, tentunya tidak terjadi begitu saja, tidak ada dengan sendirinya
tanpa ada hal besar yang melatarbelakangi keberadaannya. Pasalnya, jika kita
menilik pada ayat Al-Qur’an di atas, jelas Allah mengatakan bahwa pada mulanya
bumi dan langit adalah satu kesatuan yang tidak terpisah seperti saat ini.
Tetapi kemudian Allah menjadikannya dua bagian yang terpisah seperti halnya
yang kita lihat saat ini.
Inilah yang kemudian menjadi dasar ketertarikan para ilmuwan
dan peneliti untuk menelusuri lebih mendalam tentang proses peralihan bumi yang
mulanya, menyatu dengan langit, kemudian terpisah. Berbagai teori kemudian
muncul sebagai akibat dari adanya penelitian ilmiah terkait hal itu. Ada George
Lemaitre sebagai motor dari teori letusan hebat (Big Bang) juga ada Astronomi
Inggris Fred Hoyle yang memotori teori keadaan tetap. Yang kesemuanya memiliki
perbedaan yang sangat prinsip sehingga berimplikasi pada saling menjatuhkan
antar satu dengan lainnya.
Sebagai mahasiswa, rasa ingin tahu lebih dalam menterkait
hal ini tentulah menjadi sesutu yang sangat prioritas. Pasalnya, mahasiswa
sebagai insan berpendidikan, akademisi yang terdidik dan figure yang telah
memiliki tempat tersendiri di kalangan masyarakat dituntut untuk bisa memenuhi
permintaan masyarakat yang cenderung bertanya-tanya perihal kejadian alam
semesta yang sarat akan misteri. Sangat menggelitik rasanya, jika kita sebagai
bagian dari civitas akademika yang
dikenal sebagai insan mahir dalam dunia keilmuan dan pengetahuan kemudian tidak
cakap dan tanggap dalam rangka menjawab kebutuhan yang ada di masyarakat
Terlepas dari itu semua. Pengetahuan yang lebih mendalam
tentang alam semesta akan berimpikasi pada meningkatnya intensitas keimanan
sebagai akibat dari munculnya rasa syukur yang mendalam dan rasa takjub akan
kebesaran Allah yang telah menciptakan alam semesta yang begitu komplek proses
terjadinya. Sangat mustahil, jika alam semesta yang demikian luas dan megahnya
ini tidak ada yang mengaturnya. Bergantinya bulan dan matahari, siang dan
malam, musim hujan dan musim panas, tentulah ada kekuatan dahsyat yang memotori
semua itu, dan itu tidak lain adalah Dia Yang Maha Esa, Maha Perkasa lagi Maha
Sempurna, Maka benarlah apa yang Allah firmankan dalam kitab-Nya.
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk dan berbaring.
Dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata, Ya
Tuhan kami. tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Maha suci Engkau,
lindungilah kami dari azab neraka.”
Nah, atas dasar itulah, maka perkenankan kami untuk mengupas
lebih mendalam terkait alam semesta dan tata surya yang kami rangkum dalam
makalah ini. Kiranya ini sebagai muqaddimah
dari apa yang menjadi esensi fundamental dalam makalah ini. Biarkan mata itu menyusuri setiap
lorong-lorong yang dianyam dari huruf-huruf hebat sarat pengetahuan dan
pelajaran, dan semogalah hati berkenan untuk juga membuka mata.
B.
TUJUAN PEMBAHASAN
a.
Menambah wawasan keilmuan terkait
alam semesta dan tata surya.
b.
Sebagai sarana tafakkur ayatilllahi (memikirkan kekuasaan Allah).
c.
Mengetahui pengertian Alam Semesta
dan Tata Surya.
d.
Mengetahui teori-teori asal mula
Alam semesta dan Tata surya.
e.
Mengetahui bagaiman Al-Qur’an dan Al-Hadist menjelaskan
proses terjadinya alam.
f.
Mengetahui bagian-bagian dari alam semesta dan tata surya.
g.
Mengetahui teori revolusi Darwin sekaligus hal-hal yang
menjadi kelemahannya.
C. METODE
PEMBAHASAN
a.
Menjelaskan pengertian alam semesta, galaksi dan tata surya
b.
Menjelaskan terkait teori-teori terbentuknya alam semesta
dan Tata surya
c.
Menjelskan bagaimana Al-qur’an dan Al-hadist menjelaskan
tentang proses terjadinya alam semesta
d.
Menjelaskan tentang bagian-bagian dari alam semesta dan tata
surya
e. Dan menjelaskan tentang teori revolusi
Darwin sekaligus kebohongannya
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN ALAM SEMESTA DAN
TATA SURYA
1. Alam Semesta
Pengertian alam semesta mencakup
tentang mikrokosmos dan makrokosmos. Mikrokosmos adalah benda-benda yang
mempunyai ukuran sangat kecil, misalnya atom, elektron, sel, amuba, dan
sebagainya. Sedang makrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat besar, misalnya bintang, planet dan galaksi.
Konsep
pemikiran manusia tentang alam semesta sangat radikal. Awalnya para ilmuan
astronom menetapkan bahwa
manusialah sebagai pusat alam semesta, yang kemudian disebut
teori egosentris. Setelah itu
mereka menetapkan bumi yang menjadi pusat alam semesta yang
ditokohi oleh Cladius Ptolemeus dan teori ini dikenal dengan geosentris.
Namun setelah itu Galileo dan Nicolas Copernicus mengungkap teori baru di mana matahari dijadikan pusat alam semesta yang disebut dengan teori heliosentris.
2. Tata Surya
Tata surya terdiri dari matahari,
delapan planet dan berbagai benda langit seperti satelit, komet, dan asteroid.
Tata surya tak lebih hanyalah gugusan kecil dari benda-benda langit dan satu
bintang. Tata surya adalah bagian kecil dari galaksi.
Kita kenal
dengan delapan planet,
dari delapan planet
tersebut terbagi dua bagian yaitu planet dalam
dan planet luar. Planet dalam
adalah planet yang dekat dengan matahari yang terdiri dari Merkurius, Venus,
Bumi, dan Mars. Sedangkan Yupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus adalah planet luar.
B. TEORI ASAL MULA ALAM SEMESTA
1. Teori Keadaan Tetap
Dalam teori keadaaan tetap, kita
harus menerima bahwa zat baru selalu diciptakan dalam ruang angkasa di antara
berbagai galaksi, sehingga galaksi baru akan terbentuk guna menggantikan
galaksi yang menjauh. Orang
sepakat mengatakan bahwa zat baru itu ialah hydrogen, yaitu sumber yang menjadi
asal usul bintang dan galaksi.
Penciptaan
zat berkesinambungan dari ruang angkasa yang tampaknya kosong itu diterima secara
skeptis oleh para ahli, sebab hal ini rupanya melanggar salah satu hukum.
2.
Teori Big Bang
Dahulu
Seluruh materi dan energi pernah bersatu menjadi sebuah bola besar,dimana gaya gravitasi masih labil dan terdapat
banyak gayak olek (gaya dorong dari sumber
tak dikenal). Suatu ketika terjadi reaksi inti pada bola besar tersebut
dengan gaya gravitasi yang labil dan gaya olek, sehingga terjadilah ledakan
besar (big bang). Bola besar itu meledak menjadi beberapa partikel yang
memiliki berat jenis yang lebih kecil dan terus bergerak menjauhi ledakan.
Partikel partikel ini kemudian mengembang dengan cepat serta berproses menjadi
matahari, planet, galaksi, dll.
Nah, oleh sebab kejadian kronologis
tersebut, kemudian teori Big Bang semakin menguatkan pendapat bahwa alam
semesta ini berawal dari ketiadaan menjadi ada.
C.
TEORI TERBENTUKNYA TATA SURYA
Melihat kenyataan bahwa
planet-planet bergerak mengelilingi matahari dengan orbitnya yang berebentuk
elips dengan arah peredaran yang sama yaitu berlawanan arah jarum jam. Jika
melihatnya dari kutub utara, ternyata arah revolusi planet-planet dan
satelitnya menunjukan arah negatif. Ini
berlawanan dengan yang kita amati di bumi, peredaran harian benda-benda langit
seperti matahari, bulan dan bintang berarah
positf seperti arah peredaran harian matahari yang terbit di timur dan
kemudian terbenam di barat. Adanya realitas yang demikian membuat para ahli
astronomi berkesimpulan bahwa tata surya terbentuk dari material yang berputar
dengan arah negatif, hal ini kemudian memunculkan beberapa teori tentang
terjadinya tata surya sebagai berikut:
1. Teori Nebule atau Teori Kabut, (Immanuel
Kant dan Piere Simon de Laplace)
Matahari dan
planet berasal dari sebuah kabut pijar yang berpilin di dalam jagat raya,
karena pilinannya itu berupa kabut yang membentuk bulat seperti bola yang
besar, makin mengecil bola itu makin cepat putarannya. Akibatnya bentuk bola
itu memepat pada kutubnya dan melebar di bagian equatornya bahkan sebagian
massa dari kabut gas menjauh dari gumpalan intinya dan membentuk gelang-gelang
di sekeliling bagian utama kabut itu, gelang-gelang itu kemudian membentuk
gumpalan padat inilah yang disebut planet-planet dan satelitnya. Sedangkan
bagian tengah yang berpijar tetap berbentuk gas pijar yang kita lihat sekarang
sebagai matahari.
2. Teori
Planetesimal, (Thomas
C. Chamberlin dan Forest R. Moulton)
Disebut
Planetesimal yang berarti planet kecil karena planet terbentuk dari benda padat
yang memang telah ada. Matahari telah ada sebagai salah satu dari
bintang-bintang yang banyak, pada satu waktu ada sebuah bintang yang berpapasan
pada jarak yang tidak terlalu jauh akibatnya terjadi pasang naik antara
matahari dan bintang tadi. Pada waktu bintang itu menjauh sebagian massa dari
matahari itu jatuh kembali ke permukaan matahari dan sebagian lain berhamburan
di sekeliling matahari inilah yang disebut dengan planetesimal yang kelak
kemudian menjadi planet-planet yang beredar pada orbitnya dan mengelilingi
matahari.
3. Teori
Pasang Surut, (Sir
James Jeans dan Harold Jeffreys)
Teori ini pertama kali disampaikan oleh Buffon. Buffon menyatakan bahwa tata
surya berasal dari materi Matahari yang terlempar akibat bertumbukan dengan
sebuah komet.Teori pasang surut yang disampaikan Buffon kemudian diperbaiki
oleh Sir James Jeans dan Harold Jeffreys. Mereka berpendapat
bahwa tata surya terbentuk oleh efek pasang gas-gas Matahari akibat gaya
gravitasi bintang besar yang melintasi Matahari.Gas-gas tersebut terlepas dan
kemudian mengelilingi Matahari.Gas-gas panas tersebut kemudian berubah menjadi
bola-bola cair dan secara berlahan mendingin serta membentuk lapisan keras
menjadi planet-planet dan satelit.
Teori ini
menjelaskan mengapa planet-planet di bagian tengah seperti Yupiter, Saturnus,
Uranus dan Neptunus merupakan planet raksasa sedangkan di bagian ujungnya
merupakan planet-planet kecil. Kelahiran kedelapan planet itu karena pecahan
gas dari matahari yang berbentuk cerutu itu maka besarnya planet-planet itu
berbeda-beda,yang terdekat dan terjauh besar tetapi yang di tengah lebih besar
lagi.
4. Teori
Awan Debu, (Carl
von Weizsaeker disempurnakan oleh Gerard P Kuiper)
Tata surya
terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu. Gumpalan awan itu mengalami
pemampatan. Pada proses pemampatan itu partikel-partikel debu tertarik ke
bagian pusat awan itu membentuk gumpalan bola dan mulai berpilin dan kemudian
membentuk cakram yang tebal di bagian tengah dan tipis di bagian
tepinya. Partikel-partikel di bagian tengah cakram itu saling menekan dan
menimbulkan panas dan berpijar, bagian inilah yang kemudian menjadi matahari.
Sementara bagian yang luar berputar sangat cepat sehingga terpecah-pecah menjadi gumpalan yang lebih kecil, gumpalan
kecil ini berpilin pula dan membeku kemudian menjadi planet-planet.
5. Teori
Bintang Kembar
Teori ini hampir sama dengan teori
planetesimal. Dahulu matahari mungkin merupakan bintang kembar, kemudian
bintang yang satu meledak menjadi kepingan-kepingan. Karena ada pengaruh gaya gravitasi
bintang,maka kepingan-kepingan yang lain bergerak mengitari bintang itu dan
menjadi planet-planet. Sedangkan bintang yang tidak meledak menjadi matahari.
D. PROSES PEMBENTUKAN BUMI MENURUT AL-QUR'AN DAN AL- HADIST
Penciptaan alam semesta beserta isinya
memang mengandung makna yang dalam, Allah SWT sebagai Sang Pencipta Yang menciptakan jagat raya ini
tidak langsung berbentuk dan langsung
bisa ditempati, akan tetapi melalui tahapan dan jangka waktu. Bukan karena
Allah tidak mampu untuk melakukannya tetapi manusia diajarkan untuk berpikir
bagaimana proses terjadinya bumi dan langit, serta mengapa diantara dari
ratusan milyar planet hanya bumi yang bisa ditempati untuk makhluk hidup. Menurut firman Allah SWT dalam
beberapa ayat-Nya yang menjelaskan bahwa penciptaan langit dan bumi beserta
isinya adalah 6 masa.
1. Proses Terbentuknya Bumi menurut Al-Qur’an
“Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi dan
apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, dan Kami sedikitpun tidak ditimpa
keletihan.” (QS. Qaaf : 38)
Yang dimaksud dengan enam masa dalam Al-Qur'an yaitu:
- 2 masa pertama merupakan masa untuk menciptakan bumi sebagai hamparan dan fondasi.
- 2 masa berikutnya untuk menciptakan langit dan bintang-bintang.
- 2 masa terakhir untuk menciptakan beraneka ragam makhluk hidup yang menepati bumi.
Dan dipertegas dengan beberapa ayat lain yang mengisahkan
cerita yang sama. Yakni ;
"Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah Yang menciptakan
langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas `Arsy untuk
mengatur segala urusan. Tiada seorangpun yang akan memberi syafa`at kecuali
sesudah ada izin-Nya. (Dzat) yang demikian itulah Allah, Tuhan kamu, maka
sembahlah Dia. Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran?" (QS. Yunus :
3)
"Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam
enam masa, dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia
menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan jika kamu berkata
(kepada penduduk Mekah): "Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan sesudah
mati", niscaya orang-orang yang kafir itu akan berkata: "Ini tidak
lain hanyalah sihir yang nyata." (QS. Huud : 7)
"Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada
antara keduanya dalam enam masa, kemudian dia bersemayam di atas Arsy, (Dialah)
Yang Maha Pemurah, maka tanyakanlah (tentang Allah) kepada yang lebih
mengetahui (Muhammad) tentang Dia." (QS. Al Furqaan : 59)
"Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa
yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas
`Arsy. Tidak ada bagi kamu selain dari padaNya seorang penolongpun dan tidak
(pula) seorang pemberi syafa`at.." (QS. As-Sajdah : 4)
2. Proses Pembentukan Bumi menurut Al-Hadist
Diriwayatkan dari Rasulullah SAW bahwasanya beliau bersabda,
“Dahulu Ka’bah adalah bukit kecil di atas air kemudian dibentangkanlah bumi
dari (bawah)nya.” (An-Nihayah fi Gharib Al-Hadits wa Al-Atsar, Juz II, hlm.
34-35)
Ulasan
Hadist
Hadis yang dianggap gharib (aneh) oleh ulama-ulama
dahulu maupun modern mengandung fakta ilmiah yang belum ditemukan manusia
kecuali pada pertengahan dekade 60-an abad
ke-20. Setelah usaha keras yang melibatkan ribuan pakar dan waktu yang
cukup panjang, dibuktikanlah pada umat
manusia bahwa bumi kita ini pada awal penciptaannya penuh dengan air sampai
tidak ada kawasan kering yang tampak sedikitpun.
Kemudian Allah menghendaki untuk memuntahkan dasar samudera
luas dengan letusan gunung berapi hebat yang terus menerus memuntahkan lava
yang menggumpal satu sama lain, membentuk rentetan pegunungan di tengah
samudera belantara ini. Pegunungan ini terus meninggi dan meninggi sampai
tampak ke permukaan air yang membentuk daratan pertama dalam bentuk pulau
vulkanik yang mirip dengan sejumlah kepulauan vulkanik yang sekarang tersebar
di seluruh samudera, misalnya kepulauan Jepang, Filipina, Indonesia, dan Hawai.
Sampai sekarang kepulauan-kepulauan vulkanik ini tetap
membentuk sebagai puncak-puncak rantai pegunungan samudera. Dengan terus
menerus berlangsungnya aktivitas gunung berapi, kepulauan vulkanik pertama
inipun berkembang secara bertahap melalui proses pengembangan (memanjang,
meluas, meningkat, bertambah, dan bertumbuh karena pergolakan gunung berapi
yang berkelanjutan) sehingga terbentuklah benua induk yang dikenal dengan nama
Benua Pangea.
E. BAGIAN ALAM SEMESTA DAN TATA SURYA
1. Galaksi
Galaksi adalah kumpulan bintang yang
jumlahnya milyaran dan terdapat di alam semesta. Kumpulan bintang-bintang dalam
galaksi bentuknya menyerupai lensa cembung yang pipih atau berbentuk cakram.
Bintang-bintang yang jumlahnya tak terhitung itu bisa diamati dengan mata
telanjang atau juga dengan teropong bintang.
Bintang-bintang tersebut berkumpul dalam satu gugusan, meski nyatanya
kalau kita perhatikan dari bumi, mereka tampak saling berjauhan anatar sesama.
Kalau bisa dianalogikan, galaksi tak ubahnya bak sekumpulan anak ayam yang tak mungkin untuk dipisahkan dari induknya. Dimana ada anak ayam disitu pasti ada induknya. Sama halnya bintang-bintang di angkasa sana
mereka tak mungkin gemerlap sendirian tanpa disandingi dengan bintang lainnya.
Galaksi yang biasa
kita dengar adalah Bimasakti atau istilah “kerennya” milky way. Kalau kita
cermati, rasanya sedikit aneh jika benda luar angkasa atau dalam hal
ini galaksi diumpamakan dengan susu (milk). Namun dari keanehan perumpamaan tersebut ada
keunikan yang bisa kita pahami, yakni
bintang yang bertebaran di langit pada malam hari seperti susu yang tercecer di
langit.
Galaksi kita (Bimasakti) berbentuk spiral, dapat kita samakan dengan
lingkaran obat nyamuk jika
dilihat dari atas, dan seperti gasing bila dilihat dari samping. Galaksi
kita tidak sebundar lingkaran namun berbentuk elips. Hal ini dibuktikan
dengan ukurannya yang
memiliki panjang sekitar 100 tahun cahaya, lebar 10
tahun cahaya dan tata surya kita berada 30 tahun cahaya dari pusat galaksi.
Selain galaksi Bimasakti, kita juga
dapat melihat beberapa galaksi dengan mata telanjang ataupun dengan alat
teropong bintang. Yang diungkap oleh para ilmuan yakni galaksi Andromeda, Awan
Megallianic Besar dan Awan Megallanic Kecil.
2. Matahari
Matahari adalah pusat
dari tata surya dan anggota tata surya yang paling besar. Pada pusat matahari,
suhunya mencapai jutaan derajat celcius. Sedangkan pada kulitnya, suhunya
mencapai enam ribu derajat celcius dan memancarkan hampir semua cahaya.
Matahari merupakan lapisan
beberapa macam gas dengan tekanan dan temperature yang sangat tinggi.
Matahari dengan bahan bakar hydrogen akan
mengalami kehabisan bahan bakar. Akibatnya inti akan menyusut dan
menghasilkan lebih banyak energy.
3. Bumi
Secara struktural, bumi menempati urutan ketiga terdekat
dengan matahari. Ukuran besarnya hampir menyerupai saturnus, hanya sedikit
lebioh besar dan memiliki garis tengah 12.756 KM. ada beberapa keistimewaan
yang dimiliki oleh bumi dibandingkan dengan planet-planet lainnya. Diantaranya
:
a.
Jarak anatar bumi dan matahari terbilang berada di
tengah-tenga, tidak jauh dan tidak dekat sehingga suhu yang ditimbulkan juga
tidak terlalu panas, juga tidak terlalu dingin
b.
Bumi memiliki lautan dan samudera sebagai sumber air untuk
menunjang kehidupan manusia
c.
Bumi memiliki atmosfer yang karenanya ada awan dan hujan di
bumi.
d.
Atmosfer bumi membuat perbedaan suhu anatar siang dan malam.
e.
Atmosfer bumi mengandung oksigen sehingga terdapat kehidupan
di bumi
f.
Atmosfer bumi berpotensi untuk melindungi kehidupan dari
kerusakan yang disebabakan oleh sinar matahari dan partikel-partikel dari
matahari.
4. Planetoida dan Asteroida.
Benda langit ini ditemukan tahun 1801 oleh pizza, seorang
astronom italia melalui observasi dengan teleskop. Benda langit itu berdiameter
kira-kira 900 KM, dan benda-benda ini mengorbit mengelilingi matahari pada
jarak antara mars dan yupiter.
5. Komet atau Bintang Berekor
Komet adalah kumpulan bongkah-bongkah batu yang diselubungi
kabut gas. Komet berdiameter 100.000 KM termasuk selubung gasnya.
6. Meteor
Meteor bukan termasuk anggota bintang, karena meteor adalah
bagian dari tata surya. Meteor merupakan batu-batu kecil yang berdiameter
antara 0,2 samapai 0,5 mm dan masanya tidak lebih dari 1 gram. Meteor semacam
debu angkasa yang bergerak dengan kecepatan 6 KM/detik atau 60X60X 60 KM/jam.
7. Satelit
Satelit merupakan pengiring planet. Satelit beredar
mengelilingi planet dan bersama-sama mengelilingi matahari. Peredaran satelit
mengelilingi planet disebut gerak revolusi satelit. Dan satelit juga melakukan
gerak rotasi yang beredar mengelilingi sumbunya sendiri.
F. TEORI EVOLUSI
Teori evolusi telah memberikan arti bahwa dunia ini tidak
statis, tetapi akan selalu berubah. Demikian pula dengna spesies kita yang merupakan
produk dari evolusi.
Charles Darwin adalah orang yang
mengemukakan teori evolusi sebagaimana yang diyakini saat ini. Ia menduga bahwa
asal-usul kehidupan dan spesies berdasarkan pada adaptasi terhadap lingkungan
serta spesies makhluk hidup berasal dari nenek moyang yang sama dan menjadi
berbeda satu sama lain akibat kondisi alam (seleksi alam). Hal ini dijelaskan
dalam bukunya “The Origin of Species, By Means of Natural Selection”.
Teori evolusi Darwin tidak dapat
membuktikannya secara ilmiah bahwa manusia satu nenek moyang dengan primate
(kera) ,tetapi beberapa pihak masih mempertahankannya sebagai kajian ilmiah.
G. KEBOHONGAN TEORI
EVOLUSI
Sejak langkah awal teori evolusi telah
gagal, hal ini didukung dengan sejumlah bukti sebagai berikut :
a.
Evolusionis tidak mampu menjelaskan proses pembentukan satu
protein pun. Baik dalam hukum probabilitas, hukum fisika maupun kimia tidak
memberikan peluang sedikit pun bagi pembentukan kehidupan secara kebetulan.
b.
Evolusi hanya sebuah kepercayaan, karena evolusionis tidak
mempunyai bukti untuk cerita mereka. Tidak pernah ditemukan peralihan makhluk
setengah kera dan setengah manusia.
c.
Banyak spesies di bumi yang mirip satu sama lain. Contoh :
kera memiliki kemiripan dengan manusia. Padahal kemiripan tampilan kera dan
manusia tidak mengandung arti apapun dan sebuah hal aneh jika mencari mata
rantai evolusi keduanya hanya berdasarkan kemiripan tampilan saja.
d.
Pada tahun 1865 Gregor Mendel, seorang ahli botani Austria.
Menemukan hukum penurunan sifat yang akhirnya menjadi awal kelahiran ilmu
genetika. Beberapa tahun kemudian, yaitu di tahun 1950 ditemukan struktur gen,
kromosom dan struktur molekul DNA. Penemuan ini telah menjatuhkan teori
evolusi, namun beberapa kelompok tetap mempertahankan teori Darwin untuk mengangkatnya
pada kedudukan ilmiah.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sampai
sekarang belum ada teori yang benar-benar tepat untuk mengambarkan masa depan
alam semesta. Pertanyaan kita sekarang tentang suatu hal pada akhirnya akan
terjawab , namun setelah itu akan muncul beberapa pertanyaan baru. Demikianlah
yang akan terjadi jika kita bertanya tentang alam semesta, kita tidak akan
pernah puas karena sifat curiosity kita. Seringkali kita mendapati suatu
pertanyaan yang sangat mendasar, yang mendapat jawaban membuat hati kita kagum,
heran, takzim dan sampai pada tingkat suatu perenungan bahwa betapa luar biasa
kuasa Allah SWT.
Namun
demikian, sebagai sebuah akhir dan penutup dari makalah ini, sedikit ada
beberapa poin penting yang bisa kami jadikan simpulan. Diantaranya :
1.
Alam semesta
mencakup mikrokosmos, atau benda-benda yang kecil seperti, atom, electron,
partikel dan sebagainya, serta juga mencakup makro kosmos, atau benda besar
seperti, bintang, bulan, matahari dan sebagainya.
2.
Tata surya terdiri dari mataharti.
Planet-planet, dan berbagai benda langit seperti galaksi, komet dan asteroid.
3.
Ada 2 teori yang menjelaskan asal
mula terbentuknya alam semesta. Yaitu, teori kedaan tetap dan teori big bang,
4.
Sedangkan teori terbentuknya tata
surya ada lima.yaitu, teori nabula, planetesimal, teori pasang surut, teori
awan debu dan bintang kembar
5.
Al-Qur’an dan Al-Hadist sebagai sumber hukum dan
keberagaman seorang muslim yang di dalamnya berisi tentang semua ilmu
pengetahuan, juga menjelasklan tentang proses terjadinya Alam semesta
6.
Ada tujuh bagian dari alam semesta
dan tata surya, Galaksi, matahari, bumi, planetoda dan asteroid, komet,
satelit, meteor
7.
Ada beberapa hal yang kemudian
menjadikan teori Darwin sebagai sebuah kebohongan yang bersembunyi di balik
tirai keilmiahan.
B. KRITI DAN SARAN
Tidak dipungkiri, bahwa sebagai manusia biasa tentunya
konsekuensi salah dan khilaf itu juga berlaku pada pribadi kami masing-masing.
Juga sangat mustahil, jika kami masih dijadikan Allah sebagai manusia dengan
status “biasa” yang penuh kelemahan dan keterbatasan, mampu mencapai tatanan
keidealan dan kesempurnaan karya. Tentulah ada di sana-sini bercak yang sedikit
banyak telah mencemari dan mengurangi intensitas kesempurnaan dan keidealannya
sehingga tampaklah ketidaksempurnaan atau kecacatannya.
Berangkat dari itu semua, di akhir pembahasan makalah ini dan sebelum kami tutup, ada baiknya dan
mungkin itu memang sangat baik dan dibutuhkan, kami membuka kritik, saran,
cercaan, hinaan, dan sejenisnya yang tentunya tetap memprioritaskan asas
“kontruktif” atau membangun sebagai orientasi fundamental dari lahirnya
kritikan dan sebagainya itu.
Tak pelak, apa yang ada di tangan Anda ini adalah bahasan
yang masih rancau kronologinya. Ya, secara teoritis, semua yang terangkul dalam
tulisan ini adalah bersumber dari para tokoh hebat penggagas ide-ide besar.
Tetapi kami selaku penyusunnya adalah pribadi-pribadi kerdil yang tidak begitu
solid pemahamannya. Sehingga memungkinkan dalam penyusunnya masih ada tumpang
tindih (over lapping), ketidakcocokan, minim keruntutan, dan sebegainya.
Meski demikian, kami berbesar harapan semoga
kesalahan-kesalah itu tidak sampai merusak esensi dasar dan nilai-nilai
fundamentalnya. Dan kami sangat bersyukur jika nantinya ada masukan-masukan
dari pembaca yang bisa mengurangi kesalahan-kesalahan itu.
Demikian kiranya akhir dari makalah ini. Salam sejahtera
untuk Anda, para pembaca yang dirahmati. Semogalah manfaat dari apa yang
tertulis di atas lembaran ini berkenan menyelusup ke dalam relung hati dan
menjadi salah satu modal untuk meniti langkah sukses nantinya. Amien.
Daftar Pustaka
Al-Qur’anul Karim
An-Nihayah
fi Gharib Al-Hadits wa Al-Atsar, Juz II, hlm. 34-35
Sumber Buku;
Purnama, Heri, Ilmu Alamiah
Dasar, Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
Ismail
al-Jawisy, Muhammad, Maha Besar Allah Atas Semua Ciptaan-Nya,
Jogjakarta: Garailmu, 2009.
Jasin, Maskoeri, Ilmu
Alamiah Dasar, Jakarta: Rajawali Pers, 2008.
Tjasyono HK, Bayong, Ilmu
Kebumian dan Antariksa, Bandung: Rosda, 2009.
Endarto, Danang, PengantarKosmografi,
cet. I, Surakarta: LPP UNS dan UNS Press, 2005.
Maskufa, Ilmu Falaq,
cet. I, Jakarta: Gaung Persada Press, 2009.
Fredette Claude
Lefleur, Nathalie, penerjemah; Hendro Setyanto, Understanding The Universe,
Jackues Fortin, 2006.
Sumber
internet;
http://wikipedia.com
http://google.com